Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat bertema “Mangrove Conservation: Workshop and Fieldtrip” pada tanggal 23-25 September 2024. Acara yang berlokasi di Hotel Azana Cilacap dan hutan Payau Tritih ini merupakan hasil kerja sama dengan First Institute of Oceanography, Ministry of Natural Resources PR (FIO-MNR) China, dan didukung oleh Mangrove Institute KOMANGJO Foundation.
Dr. rer.nat Riyanti M.Biotech, ketua pelaksana program, menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat dalam upaya konservasi. “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi dan pengambilan manfaat mangrove untuk peningkatan ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestariannya,” jelasnya.
Baca Juga: UMKM Yoghurt Sehati Bikin Yoghurt Kecombrang, Didukung Tim PKM Unsoed
Kegiatan ini melibatkan penggiat konservasi dari pesisir pantai selatan Kabupaten Purworejo, Kebumen, dan Cilacap. Selama tiga hari, peserta mengikuti berbagai sesi workshop, diskusi, dan kegiatan lapangan yang dirancang untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pengelolaan mangrove dan perlindungan lingkungan.
Beberapa highlight dari workshop ini meliputi:
- R. Iman Tjiptadi dari KOMANGJO Foundation memberikan materi tentang sinkronisasi kelembagaan penggiat mangrove berbasis desa.
- Wahyudi memaparkan strategi pengembangan wisata pesisir dengan pendekatan kolaborasi.
- Dr. Jeki Wibawati, M.Eng membahas pemanfaatan mangrove sebagai sumber makanan dan memberikan praktek pembuatan tepung mangrove.
- Ulul Huda M.Si dari Unsoed berbagi pengalaman dalam memfasilitasi kelompok masyarakat pesisir untuk mengakses pembiayaan dari pemerintah.
Fieldtrip ke hutan payau Tritih memberikan kesempatan bagi peserta untuk melihat langsung pengelolaan mangrove dan pemanfaatannya sebagai tujuan wisata ekologi. KPH Banyumas Barat sebagai pengelola kawasan berbagi pengalaman mengelola kawasan mangrove Tritih.
Praktisi dari FIO-MNR China juga membagikan pengalaman mereka dalam menanam mangrove pada kawasan baru di Cina, yang berdampak positif pada kelestarian ekosistem dan ekonomi masyarakat sekitar.
Rizqi Rizaldi, M.Si, koordinator kegiatan, memastikan bahwa seluruh agenda berjalan interaktif dengan didukung diskusi serta pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan wawasan peserta.
Perwakilan dari FIO-MNR China menyatakan, “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dalam kegiatan ini. Melalui workshop dan fieldtrip ini, kami berharap peserta dapat membawa ilmu yang didapat ke komunitas mereka masing-masing, serta lebih peduli terhadap konservasi mangrove di daerah mereka.”
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan. Diharapkan acara ini dapat memotivasi lebih banyak individu dan kelompok untuk terlibat dalam usaha pelestarian mangrove, yang memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
Dengan adanya kolaborasi internasional ini, Unsoed menunjukkan komitmennya dalam mendorong pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir, sekaligus memperkuat jaringan kerjasama internasional dalam bidang konservasi lingkungan.