Ketahanan ekonomi Indonesia kembali mendapatkan pengakuan internasional. Lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s, Fitch, dan Japan Credit Rating Agency (JCR) menilai bahwa perekonomian Indonesia tetap terjaga dengan baik dan kepercayaan investor terhadap negara ini masih kuat.
Pengakuan dari Think Tank Parlemen Eropa
Pada 26 Juni 2024, think tank Parlemen Eropa, yang terdiri dari European Parliamentary Research Service (EPRS) dan European University Institute (EUI), merilis infografis yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Uni Eropa. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa penilaian ini sangat strategis karena data yang dirilis dijadikan referensi kerja bagi para anggota Parlemen Eropa.
“Think tank Parlemen Eropa menilai ekonomi Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020. Penilaian ini strategis karena data yang dirilis oleh mereka ini dijadikan referensi kerja bagi para anggota Parlemen Eropa,” kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (15/07).
Keunggulan Ekonomi Indonesia
Secara umum, Indonesia unggul hampir di berbagai indikator yang diteliti oleh think tank Parlemen Eropa. Dalam hal investasi asing langsung (FDI) dan laju inflasi, Indonesia menunjukkan stabilitas yang lebih baik dari waktu ke waktu dibandingkan dengan Uni Eropa. Pada tahun 2023, laju inflasi Indonesia hanya 3,7% sementara Uni Eropa mencapai 6,3%.
Dari segi sosial ekonomi, Indonesia juga mencatatkan indikator yang lebih baik dibandingkan dengan Uni Eropa. Tingkat pengangguran, Human Development Index (HDI), dan GINI Index Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Pada tahun 2022, HDI Indonesia sebesar 71,3% yang menandakan bahwa kualitas hidup di Indonesia termasuk dalam kategori baik menurut standar Perserikatan Bangsa-Bangsa. GINI Index Indonesia berada pada nilai 38,3, yang mencerminkan distribusi pendapatan yang cukup merata.
Perdagangan dengan Uni Eropa
Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-8 bagi Uni Eropa, sementara Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia setelah China, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura, dengan porsi sebesar 5,7%. “Perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia secara umum menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan tajam terjadi setelah perlambatan ekonomi global pada tahun 2020,” ungkap Airlangga Hartarto.
Meningkatnya tren perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa serta pengakuan pertumbuhan ekonomi Indonesia di mata dunia diharapkan dapat mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kesepakatan ini penting bagi komitmen Indonesia dan Uni Eropa yang sepakat untuk menjadikan IEU-CEPA sebagai alternatif penyelesaian bagi permasalahan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua pihak.
Upaya Pemerintah Indonesia
Memasuki putaran negosiasi ke-19, Indonesia terus mengupayakan secara optimal agar perundingan IEU-CEPA segera diselesaikan dan manfaatnya dapat dirasakan bagi perekonomian kedua pihak. Pemerintah Indonesia terus mengupayakan berbagai kebijakan ekonomi yang terbaik bagi negara.
Penguatan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk stabilitas ekonomi melalui koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil juga terus dilakukan secara rutin dan penuh kehati-hatian. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.