Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyambut baik penyelesaian polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof Budi Santoso, yang kini kembali diangkat sebagai dekan.
“Alhamdulillah, masalahnya sudah selesai,” ujar Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, saat dihubungi di Jakarta pada Rabu (10/7/2024), seperti dikutip dari Antara.
Nadia juga menambahkan bahwa terkait kemungkinan uji publik mengenai rencana pemerintah mendatangkan dokter asing, telah ada partisipasi publik dalam proses pembuatan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Pembatalan Pemberhentian oleh Rektor Unair
Pada Selasa (9/7/2024), Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof Mohammad Nasih, membatalkan keputusan pemberhentian Prof Budi Santoso sebagai dekan Fakultas Kedokteran. Nasih menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah menerima surat dari Prof Budi, yang akrab disapa Prof Bus.
Guru besar ilmu ekonomi Unair tersebut menegaskan bahwa Prof Bus kembali menjalankan tugasnya sebagai dekan pada Rabu (10/7/2024). Saat ditanya mengenai alasan pemberhentian, Nasih menolak memberikan penjelasan terperinci dan hanya menyatakan bahwa fokus mereka saat ini adalah masa depan Unair.
Menurut Nasih, dinamika yang terjadi adalah hal biasa dalam hubungan kerja, seperti hubungan pacaran yang bisa tiba-tiba putus. “Ini hal biasa. Ketemu, pacaran, terus ada masalah kemudian putus, kan biasa saja. Jadi tidak usah baper,” ujarnya lebih lanjut.
Pernyataan Prof Budi Santoso
Sementara itu, Prof Budi meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi kepada Rektor Unair dan bersyukur atas penyelesaian polemik pemecatan dirinya dan pemberian kesempatan untuk kembali menjadi dekan Fakultas Kedokteran Unair kembali.
“Saya secara pribadi meminta maaf kepada bapak rektor. Mungkin saya terlalu berlebihan, sehingga saya menggunakan institusi, dah hal ini yang mungkin kesalahan saya,” ujarnya.
Latar Belakang Pemecatan
Sebelumnya, Prof Budi Santoso diberhentikan sebagai dekan FK Unair terkait pernyataannya yang tidak mendukung rencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Menurut Prof Budi, 92 fakultas kedokteran di Indonesia mampu mencetak dokter-dokter berkualitas yang tidak kalah dengan dokter asing.