Puluhan pelajar sekolah dasar (SD) di Kecamatan Batang beradu kreativitas dalam lomba stand up comedy berbahasa Jawa, yang disebut “dhagel ijen.” Lomba ini merupakan salah satu kategori yang dipertandingkan dalam rangkaian acara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Kabupaten Batang, pada Selasa, 3 September 2024.
Ketua FTBI Kecamatan Batang, M. Syarifudin, menjelaskan bahwa dhagel ijen merupakan cabang lomba baru yang unik dan baru pertama kali diadakan di festival ini. “Belum pernah ada sebelumnya, ini cabang baru. Dhagel ijen namanya, kalau di istilah televisi itu stand up comedy,” ujarnya saat ditemui di SD Negeri 3 Karangasem.
Syarifudin menambahkan bahwa lomba ini tidak hanya mengundang gelak tawa, tetapi juga melatih keberanian dan keterampilan komunikasi para siswa. “Dhagel ijen itu biar anak-anak bisa berkomunikasi, kemudian bisa bercerita, bisa menyampaikan sesuatu yang menarik pada audiens,” jelasnya.
Tema yang diangkat dalam dhagel ijen adalah tema kekinian yang relevan dengan kehidupan anak-anak zaman sekarang. Siswa yang berhasil membuat audiens tertawa lebih banyak akan mendapatkan nilai lebih tinggi dari para juri. Selain dhagel ijen, FTBI juga mempertandingkan berbagai lomba lain, seperti geguritan, mendongeng, macapat, Aksara Jawa, dan lain-lain.
“Lomba FTBI tingkat Kecamatan Batang ini diikuti oleh 60 sekolah se-Kecamatan Batang, dengan total 376 siswa. Lomba ini dilaksanakan secara berjenjang, dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi,” terang Syarifudin.
Salah satu peserta, Akilah Milly Nur Prasetya, siswa kelas 6 dari SDN Proyonanggan 5 Batang, mengaku tidak merasa malu saat tampil di depan umum. “Saya sudah berlatih khusus untuk mengikuti lomba ini. Cara belajarnya dengan memahami cerita dalam Bahasa Jawa, juga belajar lewat YouTube. Ceritanya tentang kehidupan lucu saat sekolah. Latihannya 2 mingguan, cerita lucu-lucu gitulah,” ujar Akilah.
Melalui lomba dhagel ijen ini, para siswa tidak hanya diajak untuk mengasah keterampilan berbahasa dan bercerita, tetapi juga untuk mencintai dan melestarikan budaya Jawa sejak dini.