Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengungkapkan ketajaman visi Presiden Prabowo Subianto dalam mengantisipasi ancaman perang global dan dampaknya terhadap ketahanan nasional. Hal ini mengemuka dalam diskusi bertajuk “Ada Apa dengan Prabowo?” yang digelar Gerakan Milenial Cinta Tanah Air di Jakarta, Sabtu (2024).
Peringatan Prabowo Sejak 2019: “Perang Bisa Terjadi Kapan Saja”
Hasan Nasbi menyebut, sejak masa kampanye 2019, Prabowo telah mengingatkan pentingnya kewaspadaan nasional. “Saat debat capres, Pak Prabowo tegas menyatakan bangsa ini harus siap hadapi perang kapan pun. Saat itu, banyak yang skeptis, termasuk saya,” ujarnya.
Namun, peringatan itu kini terbukti dengan serangkaian konflik global:
-
Invasi Rusia ke Ukraina (2022) yang belum berakhir.
-
Konflik Gaza-Israel (Oktober 2023) yang memicu kemanusiaan.
-
Eskalasi India-Pakistan yang memperparah ketegangan regional.
Dampak Global ke Indonesia: Krisis Gandum hingga Disrupsi Ekonomi
Hasan menekankan, konflik-konflik ini berdampak langsung pada Indonesia, terutama di sektor pangan. “Kita impor gandum 100%. Saat perang Ukraina, Presiden Jokowi harus turun tangan lobi agar pasokan tak terhambat,” jelasnya.
Selain pangan, disrupsi juga terjadi di industri seperti otomotif akibat kelangkaan suku cadang. “Perang di mana pun pasti ganggu stabilitas global. Indonesia tak bisa lepas dari efek domino,” tambahnya.
ASEAN dan Ancaman yang Kian Mendekat
Meski ASEAN dinilai memiliki kearifan lokal menjaga stabilitas —seperti diungkapkan diplomat Singapura Kishore Mahbubani— Hasan mengingatkan ancaman tetap nyata. “Bara konflik global makin dekat. Jika panas ini terus dihembuskan, bukan tak mungkin kawasan kita ikut terdampak,” tegasnya.
Prabowo dan Langkah Strategis ke Depan
Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya langkah antisipatif pemerintah, sesuai visi Prabowo:
-
Peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi sumber impor.
-
Penguatan industri strategis untuk kurangi ketergantungan impor.
-
Diplomasi aktif menjaga stabilitas regional dan global.
Acara yang dihadiri ratusan milenial ini juga menyerukan peran aktif generasi muda dalam memahami geopolitik. “Milenial harus jadi garda terdepan menjaga kedaulatan bangsa di tengah ancaman yang kompleks,” pungkas Hasan.