Pasar Imlek Semawis dan Imlek Vaganza 5.0 Mewarnai Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Semarang
Kota Semarang menggelar dua acara besar dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili atau 2025 Masehi. Pasar Imlek Semawis (PIS) yang berlangsung pada 25-27 Januari 2025 dan Imlek Vaganza 5.0 pada 29 Januari 2025 menjadi pusat perhatian masyarakat dan wisatawan.
PIS yang berlokasi di sepanjang Jalan Wot Gandul hadir dengan konsep berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Harjanto Halim, menerapkan kebijakan berpakaian tradisional bagi pengunjung, di mana wanita diharuskan mengenakan kebaya dan pria dianjurkan mengenakan surjan atau kain sarung batik.
“Kebaya merupakan simbol kearifan lokal perempuan Tionghoa sekaligus simbol keindonesiaan,” ujar Harjanto. Menurutnya, penggunaan pakaian tradisional ini akan menciptakan pemandangan unik dengan ribuan pengunjung berbusana tradisional dari berbagai daerah dan etnis.
Dalam penyelenggaraannya selama tiga hari, PIS menghadirkan berbagai atraksi budaya, jamuan ‘Tuk Panjang’, dan pembagian Kantong Imlek Hoki. Kantong Imlek Hoki menjadi daya tarik tersendiri karena berisi abu hio yang dikumpulkan dari sembilan klenteng di Semarang, termasuk Klenteng Pecinan, Bugangan, Tanah Mas, dan Welahan.
“Di dalam kantong ini, abu hio telah didoakan di Klenteng Tay Kak Sie agar membawa berkah dan hoki bagi penerimanya. Selain itu, kantong tersebut juga berisi koin hoki dan ciamsi dari sembilan klenteng,” jelas Harjanto.
Momentum PIS tahun ini juga dimanfaatkan untuk peresmian Pasar Gang Baru sebagai destinasi wisata baru di kawasan Pecinan Semarang. Peresmian dilakukan oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya masuk.
Sementara itu, pada Rabu (29/1), Klenteng Agung Sam Poo Kong menjadi lokasi penyelenggaraan “Imlek Vaganza 5.0”. Meski cuaca mendung dan gerimis, masyarakat tetap antusias memadati halaman klenteng untuk menyaksikan atraksi barongsai dan pertunjukan musik dari grup band Merpati Singer, Pagi Boeta, Soul Grove, Yakustik, dan NDX AKA.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab disapa Mbak Ita, turut hadir dalam acara tersebut. “Saya pribadi dan mewakili pemerintah kota Semarang mengucapkan Gong Xi Fa cai, Selamat Tahun Baru Imlek. Moga-moga semua berjalan dengan lancar dan semakin sejahtera,” ucapnya.
Mbak Ita menekankan signifikansi kebudayaan Tionghoa bagi perkembangan Kota Semarang. Ia mencontohkan Klenteng Sam Poo Kong yang telah menjadi ikon pariwisata kota dan berkontribusi pada perekonomian daerah. “Di Klenteng Sam Poo Kong ini juga ada arak-arakan Cheng Ho yang sudah masuk menjadi agenda rutin tahunan di Kementerian Pariwisata,” jelasnya.
Selain Klenteng Sam Poo Kong, Pasar Semawis juga disebutkan sebagai destinasi wisata kuliner bernuansa oriental yang ramai dikunjungi pada akhir pekan. Wali Kota berharap kolaborasi seluruh elemen masyarakat, termasuk warga Tionghoa, dapat mendorong pertumbuhan Semarang tidak hanya sebagai kota perdagangan dan jasa, tetapi juga sebagai kota wisata dan kota toleransi umat beragama.
“Alhamdulillah setiap tahun saya selalu datang (ke perayaan Imlek) yang mana tahun ini adalah tahun shio ular kayu. Mari kita sambut bersama sebagai momentum perayaan syukur dan perbaikan diri,” tambahnya.
Rangkaian perayaan Imlek di Semarang menunjukkan bagaimana tradisi budaya dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat sekaligus pendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan berbagai acara yang diselenggarakan, perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Semarang menjadi bukti harmonisasi berbagai elemen budaya yang ada di kota ini.

Tinggalkan Balasan