Menu

Mode Gelap

Daerah · 6 Mei 2025 20:13 WIB ·

Panen Raya Padi di Lahan Pengganti PLTU Batang, Sinergi CSR dan Pemerintah Dukung Ketahanan Pangan


					Panen Raya Padi di Lahan Pengganti PLTU Batang, Sinergi CSR dan Pemerintah Dukung Ketahanan Pangan Perbesar

PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah, bersama pemerintah setempat menggelar panen raya padi di lahan pengganti PLTU seluas 1 hektare. Hasil panen mencapai 4,5 ton gabah yang akan disalurkan untuk masyarakat prasejahtera sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Bhimasena Lentera Ekonomi.

Komitmen CSR untuk Kesejahteraan Petani dan Atasi Stunting

Direktur Operasional BPI, Naofumi Yasuda, menyatakan panen ini adalah bukti dukungan perusahaan terhadap ketahanan pangan dan pemberdayaan petani. “Kami apresiasi kerja keras petani. Hasil panen ini tidak hanya menambah pendapatan mereka, tetapi juga jadi solusi pencegahan stunting dan kemiskinan ekstrem,” ujarnya didampingi Manajer Stakeholder Relation BPI, Aryamir H Sulasmoro, di Batang, Selasa (2025).

Program ini menyediakan lahan, fasilitas pertanian, dan pendampingan intensif bagi petani. Ke depan, BPI akan mengembangkan lahan pengganti seluas 32 hektare untuk komoditas lain seperti jagung, kacang, dan singkong.

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Kebijakan Nasional

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Batang, Rini Diana Anggriani, mengapresiasi sinergi BPI-pemerintah dalam pendampingan petani. “Ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan serapan gabah oleh Bulog seharga Rp6.500 per kilogram,” jelasnya.

Ia berharap inisiatif BPI dapat dicontoh perusahaan lain guna mendukung swasembada pangan nasional.

Mekanisme Penyaluran Hasil Panen

  • Gabah hasil panen dibeli BPI dengan harga kompetitif.

  • Hasil penjualan disalurkan ke petani sebagai insentif.

  • Sebagian gabah didistribusikan ke keluarga prasejahtera untuk kebutuhan gizi.

Program Bhimasena Lentera Ekonomi tidak hanya meningkatkan ekonomi petani, tetapi juga memperkuat rantai pasok pangan lokal. “Ke depan, kami akan kembangkan pemasaran produk pertanian seperti jagung dan singkong,” tambah Naofumi.

Sukardi (52), petani penggarap, mengaku terbantu dengan program ini. “Dulu lahan ini tidak produktif. Sekarang kami bisa panen dan hasilnya dibeli langsung oleh BPI,” ujarnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Editorial Team

Baca Lainnya

89 Rumah Rusak Diterjang Puting Beliung di Kudus

7 Mei 2025 - 00:53 WIB

atap rumah rusak2

Wagub Jateng Taj Yasin Berduka atas Meninggalnya Gus Alam, Anggota DPR PKB Tiga Periode

6 Mei 2025 - 16:30 WIB

yasin1

Koperasi Merah Putih Desa Kapung Grobogan Resmi Berdiri, Targetkan 7 Unit Usaha untuk Kesejahteraan Warga

6 Mei 2025 - 14:13 WIB

1000036000

Gubernur Jateng Resmikan Kantor Gubernur sebagai Rumah Rakyat, Layanan Publik Terbuka 24 Jam

6 Mei 2025 - 11:37 WIB

1000897345

100 Lulusan SMA/SMK Jateng Dapat Beasiswa Kuliah ke 18 Universitas di Korea Selatan

6 Mei 2025 - 11:30 WIB

1000897357

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan I 2025 Capai 4,96%, Sektor Pertanian dan Ekspor Jadi Penopang Utama

6 Mei 2025 - 11:24 WIB

1000048508
Trending di Daerah