Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terpilih sebagai lokasi uji coba inovasi strategis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN): padi Biosalin yang tahan air payau dan bahan bakar Pentasol hasil konversi sampah plastik. Kedua program ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional.
Revolusi Pertanian
Peneliti Ahli Utama BRIN, Tri Martini Patria, menjelaskan, padi Biosalin telah diuji coba di lahan pesisir Semarang dengan hasil panen 6,9 ton gabah kering per hektare. Padahal, lahan marjinal pesisir Jateng memiliki potensi seluas 15.000 hektare, namun baru 500 hektare yang dimanfaatkan. “Varietas Biosalin 1 dan 2 bisa hasilkan maksimal 9-10 ton/ha. Tapi di lahan saline, hasil 6,9 ton/ha sudah sangat baik,” ujarnya di Semarang, Selasa (2025).
Kini, BRIN memperluas penanaman padi Biosalin ke Brebes, Cilacap, dan Jepara. Inovasi ini menjadi solusi bagi daerah pesisir yang sebelumnya tidak cocok untuk sawah akibat intrusi air laut.
Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Setara Dexlite
Selain padi, BRIN juga mengembangkan Pentasol—bahan bakar cair dari sampah plastik. “1 kilogram sampah plastik bisa diolah jadi 85-90% bahan bakar setara Dexlite,” jelas Tri Martini. Uji coba produksi Pentasol telah dilakukan di Semarang, mengubah limbah plastik menjadi energi ramah lingkungan.
Dukungan Penuh Gubernur Jateng
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyambut positif kolaborasi dengan BRIN. “Ini langkah konkret mewujudkan Jateng mandiri pangan dan energi. Lahan pesisir yang dulu tak produktif kini bisa ditanami padi, sampah plastik jadi sumber energi,” tegasnya.
Luthfi memerintahkan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait terlibat aktif dalam riset ini. “Target kami, produksi beras Jateng meningkat untuk dukung ketahanan pangan nasional,” tambahnya.
Sukardi (48), petani di Semarang, mengaku terbantu dengan padi Biosalin. “Lahan dekat pantai biasanya gagal panen. Sekarang bisa hasilkan gabah berkualitas,” ujarnya.