Butut viralnya foto 5 tokoh muda NU bertemu dengan presiden Israel Isaac Herzog, beredar di jagat media sosial logo Nahdlatul Ulama (NU) yang telah diedit dan dipelesetkan menjadi Netanyahu United.
Ketua PBNU bidang pendidikan, Moh Mukri, mengecam tindakan ini sebagai tidak etis dan tidak pantas, karena kunjungan tersebut dilakukan atas inisiatif pribadi dan tidak mewakili NU.
Mukri menjelaskan bahwa kunjungan ke Israel oleh lima orang tersebut dilakukan tanpa izin dan tidak mewakili NU. Lima orang tersebut adalah Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Mereka diduga sengaja membawa nama NU dalam kunjungan tersebut tanpa mendapatkan izin resmi dari PBNU.
PBNU akan memanggil kelima orang tersebut untuk memberikan klarifikasi atas tindakan mereka. Jika terbukti bahwa mereka adalah kader NU atau pengurus di lembaga tertentu, sanksi akan diberikan.
“Ada orang mengaku warga NU ya mengadakan kunjungan ke Israel ketemu presiden itu kan enggak izin atau ngomong tapi kok bawa-bawa nama NU. Maka mereka dipanggil itu orang-orang itu kalau betul mereka kader NU atau pengurus di lembaga apa pasti akan kena sanksi ya, kan dia enggak sensitif,” ucap Mukri.
Pelesetan Logo NU
Pelesetan logo NU menjadi Netanyahu United yang viral di media sosial dianggap oleh Mukri sebagai tindakan yang tidak etis. Ia menegaskan bahwa meskipun kunjungan tersebut adalah inisiatif pribadi, penggunaan logo NU secara tidak pantas telah menyinggung dan mengecewakan PBNU.
“Tidak bolehlah gitu tidak etis, orang mengkritik atau apa tapi (kunjungan) orang itu kan pribadi. NU sendiri PBNU saja tersinggung, kecewa, kok ada lah kemudian jadi olok-olok tidak elok,” kata Mukri.
Seperti diketahui, bahwa ini bukan kali pertama Logo NU diedit dan dijahili oleh netizen sebagai bentuk protes kepada PBNU. Beberapa waktu yang lalu logo NU juga sempat di edit pasca PBNU mendukung dan menerima surat ijin pertambangan untuk ormas keagamaan.
Tindakan PBNU kepada 5 Tokoh NU
Mukri menyayangkan tindakan kelima orang tersebut karena berdampak buruk terhadap citra PBNU. Sebagai organisasi yang telah berjasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tindakan tersebut dinilai mencoreng nama baik NU.
“PBNU terhadap bangsa ini NKRI ini kan jasanya sangat besar gitu dan (kunjungan) itu bukan lembaga tapi orang per orang ada orang yang atas namakan NU berkunjung tanpa seizin bawa-bawa nama NU,” katanya.
Sanksi terberat yang akan diberikan oleh PBNU adalah pemberhentian dari kepengurusan PBNU. Jika salah satu dari mereka merupakan dosen yang aktif di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), mereka juga akan diberhentikan dari jabatannya. “Iya pemberhentian dari kepengurusan atau kalau dia dosen pemberhentian dari dosen. itu pelanggaran berat, pelanggaran etik,” tuturnya.
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, PBNU berencana memperketat pengawasan terhadap anggotanya yang melakukan kunjungan ke luar negeri. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anggota NU yang melakukan tindakan yang dapat merusak citra organisasi.