Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan beberapa wilayah Kabupaten Cilacap kekeringan dan mengalami krisis air bersih.
Setidaknya terdapat 13 desa dari tujuh kecamatan, yaitu Kawunganten, Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari, Jeruklegi, Kampung Laut, dan Sidareja, yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan, menjelaskan bahwa wilayah-wilayah ini memang rutin mengalami kekeringan setiap musim kemarau. Oleh karena itu, BPBD Cilacap mengambil langkah aktif dengan menyuplai kebutuhan air bersih kepada warga yang terdampak.
Hingga Jumat, 2 Agustus 2024, BPBD telah mendistribusikan 270.000 liter air bersih, terbagi dalam 54 tangki, masing-masing berkapasitas 5.000 liter. Bantuan ini telah menjangkau 2.923 kepala keluarga atau sekitar 10.743 jiwa.
“Kami siap mendistribusikan air sesuai kebutuhan masyarakat karena sesuai prediksi BMKG, Agustus ini puncaknya musim kemarau,” ujar Budi Setyawan. “Tetapi ini belum berarti masyarakat sudah tercukupi kebutuhan air bersihnya. Distribusi air kemungkinan bisa berlanjut hingga September atau awal Oktober.”
Dengan tiga unit mobil tangki yang disiagakan, BPBD Cilacap berkomitmen untuk terus menyediakan air bersih selama permintaan masih ada. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan bahwa distribusi air bersih bisa menjangkau semua wilayah terdampak tepat waktu, mengingat jumlah permintaan yang terus meningkat.
Budi Setyawan mengimbau pemerintah desa untuk mengajukan surat permohonan bantuan air bersih secara resmi jika wilayahnya mulai terdampak kekeringan. Selain itu, Budi juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan air di musim kemarau ini.
“Dengan makin sedikitnya curah hujan, kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan air lebih efisien lagi. Gunakanlah air untuk keperluan konsumsi karena air yang kami salurkan bersumber dari PDAM yang sudah terjamin kualitasnya,” tutur Budi.
Krisis air bersih di Kabupaten Cilacap tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kebersihan masyarakat, tetapi juga berpotensi mempengaruhi sektor ekonomi lokal, terutama pertanian dan peternakan yang sangat bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu, langkah-langkah proaktif yang diambil oleh BPBD Cilacap sangat penting untuk meringankan beban masyarakat dan mengurangi risiko dampak lebih lanjut.