Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Selasa, Merapi tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 42 kali dengan jarak luncur maksimum mencapai 1,6 kilometer.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, dalam keterangan yang disampaikan di Yogyakarta, aktivitas guguran lava tersebut terjadi antara pukul 00:00 hingga 06:00 WIB. “Guguran lava teramati meluncur ke arah barat daya, menuju Kali Bebeng, dengan jarak maksimum 1.600 meter,” jelas Agus.
Selain guguran lava, Gunung Merapi juga mengalami 54 kali gempa guguran dengan amplitudo bervariasi antara 3 hingga 28 mm, yang berlangsung selama 51,08 hingga 170,2 detik. Tiga gempa fase banyak juga tercatat terjadi dengan amplitudo 3 hingga 7 mm selama 7,36 hingga 8,4 detik.
Dalam laporan BPPTKG periode 23-29 Agustus 2024, disebutkan bahwa terdapat perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran. Namun, untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Volume kubah barat daya saat ini terukur sebesar 2.777.900 meter kubik, sedangkan volume kubah tengah mencapai 2.366.900 meter kubik.
BPPTKG hingga saat ini masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Agus Budi Santoso mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya, mengingat risiko guguran lava dan awan panas yang bisa berdampak hingga ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (hingga lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (hingga tujuh kilometer).
Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup area di sekitar Sungai Woro hingga sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol hingga lima kilometer. Lontaran material vulkanik yang dihasilkan dari letusan eksplosif Merapi juga berpotensi menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Agus mengingatkan, jika terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat mengancam area dalam radius tiga kilometer dari puncak. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi resmi dari BPPTKG.