Berita Nasional – Nusantara Centre mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Badan Nasional Rempah dan Herbal Indonesia (BANREHI) di Auditorium Gereja Pantekosta di Tebet Utara, Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang memberikan pandangan mereka tentang pentingnya lembaga ini dalam memajukan rempah dan herbal di Indonesia.
Kirdi Putra, salah satu pembicara utama, menekankan bahwa kehadiran BANREHI adalah alat perang yang sangat penting bagi Indonesia. Menurutnya, lembaga ini tidak hanya akan memperkuat ekonomi nasional tetapi juga mempertahankan warisan budaya bangsa. Ia juga menambahkan bahwa penting untuk memasukkan pengetahuan tentang rempah dan herbal ke dalam kurikulum pendidikan nasional, sehingga generasi muda bisa memahami dan menghargai kekayaan alam Indonesia sejak dini.
Lebih lanjut, Kirdi Putra menyarankan agar BANREHI disosialisasikan secara luas kepada generasi muda. Ia mengusulkan agar rempah dan herbal dijadikan gerakan sosial budaya, mirip dengan fenomena K-Pop di Korea. Dengan cara ini, ia percaya bahwa generasi muda akan lebih terlibat dan bangga dengan warisan mereka.
Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp.S., menambahkan bahwa BANREHI adalah lembaga yang sangat dibutuhkan oleh negara. Ia mengungkapkan bahwa rempah dan herbal adalah komoditi yang berpotensi besar untuk menghasilkan devisa negara, namun sayangnya, potensi ini belum diperhatikan secara serius oleh pemerintah.
Dr. Daniel Tjen juga menyoroti bahwa organisasi yang peduli terhadap rempah dan herbal saat ini masih bergerak sendiri-sendiri. Ia menekankan perlunya koordinasi dan sinergi antar organisasi agar tujuan bersama bisa tercapai dengan lebih efektif.
Prof. Dr. Sangkot Marzuki, M.Sc., Ph.D., D.Sc., berbicara mengenai sejarah rempah dan herbal yang merupakan milik nusantara. Ia mengingatkan bahwa Indonesia kaya akan daerah-daerah penghasil rempah dan herbal, dan kekayaan ini harus dijaga dan dikembangkan untuk kesejahteraan bangsa.
Sementara itu, R.M. Gunawan Sumodiningrat, Prof., Dr., M.Ec., menyatakan dukungannya secara pribadi terhadap BANREHI. Ia menekankan pentingnya diskusi-diskusi lanjutan secara nasional tentang BANREHI agar berbagai aspek dan potensi lembaga ini bisa dieksplorasi lebih dalam.
Diskusi yang berlangsung dalam FGD ini mencerminkan antusiasme dan dukungan yang kuat terhadap BANREHI. Para pembicara menyepakati bahwa lembaga ini memiliki peran strategis dalam mengembangkan sektor rempah dan herbal di Indonesia. Diskusi ini dipandu sekaligus dimoderatori oleh Prof. Yudhie Haryono selaku penggagas BANREHI.
Di akhir acara, semua peserta sepakat bahwa langkah konkret perlu segera diambil untuk merealisasikan gagasan dan rencana yang telah dibahas. Mereka berharap bahwa BANREHI bisa segera beroperasi secara efektif dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dan budaya Indonesia.
Dengan adanya BANREHI, diharapkan rempah dan herbal Indonesia tidak hanya menjadi komoditi ekonomi yang penting, tetapi juga menjadi identitas budaya yang kuat, membanggakan, dan mendunia.(*)
Citizen Reporter: M. Haris Zulkarnain