Penghapusan postingan Palestina dari Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim berbuntut panjang, Meta inc harus menyampaikan permintaan maaf kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim atas insiden tersebut.

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim telah menerima permintaan maaf dari Meta Platforms Inc. atas penghapusan postingan media sosialnya yang berkaitan dengan isu Palestina, khususnya mengenai pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dari Facebook dan Instagram.

Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil, yang juga juru bicara Pemerintah Persatuan, menyatakan bahwa pemerintah berharap insiden penghapusan postingan perdana menteri oleh Meta tidak akan terulang di masa depan.

“Perdana Menteri telah menyampaikan kepada saya bahwa teman-temannya, termasuk mereka yang berada di Timur Tengah, telah membaca berita tentang penghapusan postingan tersebut, yang berarti kejadian ini telah menjadi perhatian global. Ya, Perdana Menteri telah menerima permintaan maaf, tetapi pada saat yang sama, kami (pemerintah) juga berharap agar insiden semacam ini tidak terulang,” kata Fahmi Fadzil.

Menurut Fahmi, penghapusan postingan tersebut tidak hanya menarik perhatian di dalam negeri, tetapi juga di kalangan internasional, terutama di Timur Tengah. “Isu ini menunjukkan betapa pentingnya konten dan pandangan yang disampaikan oleh pemimpin negara kita, dan penting bagi platform media sosial untuk menghargai dan mempertimbangkan hal tersebut,” tambahnya.

Penghapusan Konten Meta Platforms Inc., yang merupakan perusahaan induk dari Facebook dan Instagram, diketahui telah menghapus postingan Anwar Ibrahim yang berkaitan dengan konflik Palestina dan pembunuhan Ismail Haniyeh. Postingan tersebut dianggap penting karena memberikan pandangan Perdana Menteri mengenai isu internasional yang sensitif.

Pemerintah Malaysia melalui Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil menegaskan bahwa mereka berharap Meta Platforms Inc. dapat memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan, untuk menjaga kepercayaan publik terhadap platform media sosial serta memastikan kebebasan berekspresi tetap terjaga.

Permintaan Maaf dari Meta Meta Platforms Inc. telah menyampaikan permintaan maaf kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim atas insiden tersebut. Permintaan maaf ini diterima oleh Anwar dengan harapan bahwa ada upaya lebih lanjut dari Meta untuk menghindari penghapusan konten yang penting dan sensitif di masa mendatang.

“Kami menghargai permintaan maaf yang disampaikan oleh Meta, namun sangat penting bagi kami untuk melihat tindakan nyata yang memastikan bahwa kebebasan berekspresi, terutama oleh pemimpin negara, tidak dihambat oleh kebijakan platform media sosial,” kata Fahmi.

Langkah Selanjutnya Sebagai langkah selanjutnya, pemerintah Malaysia akan terus bekerja sama dengan platform media sosial untuk memastikan bahwa hak kebebasan berekspresi dan berbagi informasi dilindungi. Pemerintah juga berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret guna mencegah terulangnya kejadian serupa.

Pemerintah berharap bahwa Meta Platforms Inc. dan platform media sosial lainnya dapat lebih berhati-hati dalam menangani konten yang berasal dari pemimpin negara dan isu-isu internasional yang sensitif. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap media sosial sebagai sarana komunikasi dan informasi.

Dengan kejadian ini, pemerintah Malaysia ingin menegaskan bahwa kebebasan berekspresi adalah hak yang harus dijaga dan dihormati oleh semua pihak, termasuk platform media sosial internasional.