Dua mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Indriati Cahyadewi dan Salma Rafifah Ikram dari Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, berpartisipasi dalam program Summer Course bertema “Sustainable Agro Industry in Rural Areas” yang digelar di Ho Chi Minh City, Vietnam. Program ini merupakan hasil kerja sama antara IPB University, Unsoed, dan Nong Lam University, dengan pelaksanaan yang berlangsung dalam dua sesi: sesi online dari 15 Juli hingga 25 Juli, dan sesi offline di Vietnam dari 28 Juli hingga 5 Agustus 2024.

Program ini diikuti oleh sekitar 30 peserta dari berbagai negara, termasuk mahasiswa dari IPB University, Universiti Putera Malaysia, dan Nong Lam University sebagai tuan rumah kegiatan offline. Condro Wibowo, PhD, dosen Teknologi Pangan Unsoed, turut berperan sebagai panitia sekaligus narasumber dalam program ini. Selain Condro, program ini juga melibatkan dosen dan praktisi dari berbagai institusi ternama, seperti Vilanova University (Amerika Serikat), IPB University (Indonesia), dan Universitas Jenderal Soedirman (Indonesia).

Kegiatan Edukatif dan Kunjungan Industri di Vietnam

Selama di Vietnam, para peserta mengikuti berbagai kegiatan yang mencakup campus tour, sesi materi, kompetisi, serta kunjungan industri. Salah satu kunjungan yang menonjol adalah ke Chavi Garden, sebuah destinasi agrowisata dengan perkebunan luas yang terkenal dengan produk olahan jeruk nipis.

“Chavi Garden merupakan destinasi agrowisata yang memiliki perkebunan yang sangat luas dan terkenal dengan hasil produk olahan jeruk nipisnya. Ini memberikan wawasan baru bagi peserta tentang potensi agrowisata yang berkelanjutan,” jelas Condro Wibowo.

Selain itu, peserta juga mengunjungi industri Green Food yang memproduksi berbagai minuman seperti jus buah, minuman herbal, dan minuman berenergi. Kunjungan diakhiri dengan mengunjungi Mylan Group di Provinsi Tra Vinh, yang dikenal dengan teknologi budidaya udang canggih. Kunjungan ke Mylan Group ini diselenggarakan dengan dukungan dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Ho Chi Minh City, menambah dimensi internasional pada program ini.

Pertukaran Budaya dan Kompetisi Inovasi

Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi akademis dan kunjungan industri, tetapi juga melibatkan aktivitas pertukaran budaya. Peserta dari berbagai negara mempresentasikan kebudayaan masing-masing serta menampilkan pakaian tradisional dalam acara fashion runway. Aktivitas ini memperkaya pemahaman peserta tentang keragaman budaya global dan mempererat hubungan antarbangsa.

Sebagai bagian dari program, peserta juga mengikuti kompetisi idea pitching, di mana mereka mempresentasikan ide-ide inovatif terkait agroindustri berkelanjutan. Kompetisi ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengasah kemampuan inovasi dan presentasi mereka, sekaligus berbagi solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi dalam agroindustri.

Program ini ditutup dengan kegiatan berkeliling Kota Ho Chi Minh, di mana para peserta mengunjungi berbagai tempat wisata ikonik, memberikan pengalaman yang menyeluruh dan berkesan sebelum program resmi berakhir.

Bagi Indriati Cahyadewi dan Salma Rafifah Ikram, partisipasi dalam program ini memberikan kesempatan luar biasa untuk belajar tentang agroindustri berkelanjutan, menjalin koneksi internasional, dan memperkaya pengalaman akademis mereka. Program ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antaruniversitas dan lembaga internasional dalam mendukung pendidikan yang berfokus pada keberlanjutan dan inovasi.