KABUPATEN TANGERANG, Warga Berita – Kecelakaan bus yang membawa puluhan pelajar SMK Lingga Kencana, Kota Depok, pada Sabtu 11 Mei 2024 lalu di wilayah Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia.
Sebab dalam musibah tersebut 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Atas terjadinya musibah tersebut, Ketua PGRI Kabupaten Tangerang Bibing Sudarman meminta kepada sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang agar melakukan kegiatan perpisahan kelas 9 SMP atau kelas 12 SMA sederajat di gedung sekolah saja.
“Saya menghaturkan turut berbela sungkawa atas terjadinya musibah tersebut, di mana telah merenggut adik-adik pelajar dan guru meninggal dunia dalam musibah itu,” ucapnya, Rabu 15 Mei 2024.
Menurut Bibing, berkaca atas kejadian tersebut, maka pihak sekolah diharapkan melakukan kegiatan perpisahan di sekolah saja.
Akan tetapi, jika itu merupakan auditing class sebagaimana telah diprogramkan oleh pihak sekolah, karena manfaatnya sangat besar bagi para siswa. Sebaiknya dilanjutkan saja, karena siswa bisa belajar di luar kelas yang banyak sekali manfaatnya.
“Namun, harus ikuti semua aturannya, yang disayangkan mungkin mekanisme perizinan harus ditempuh. Sehingga bus itu laik jalan atau tidak,” terang Bibing.
Selain itu, kata Bibing, panitia kegiatan harus cek juga kesehatan sopir oleh yang berkompeten, misal puskesmas atau rumah sakit.
“Jadi, panitia sudah harus pegang bukti kesehatan dari pihak rumah sakit, dan jika terjadi musibah sudah di luar kendalinya,” ucapnya.
Dengan banyaknya larangan melakukan perpisahan di luar sekolah, sama seperti halnya jangan sampai ada anak tenggelam di kolam renang, lantas serta merta kolamnya yang diurug atau ditutup.
“Padahal kan itu kelalaian pembimbingnya, atau ada tikus di lumbung padi, maka dibakar semuanya lumbungnya, sehingga tikusnya malah kabur,” kata Bibing.
Bibing menyayangkan jika kejadian seperti kemarin yang terjadi di Subang, itu saling menyalahkan guru. Padahal guru itu berniat ingin membahagiakan anak didiknya.
“Makanya saya berharap kepada pemegang kebijakan, jangan langsung menghentikan kegiatan study tour atau perpisahan siswa. Jika ada yang kurang baik maka kita perbaiki bareng-bareng,” pungkasnya.
Editor: Mastur