SMPN 1 Kasihan, Bantul, menjadi sasaran penyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal pada Kamis (30/5/2024). Akibat insiden tersebut, satpam sekolah, Wahyu Dito Ananda Putra (21), mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya dan harus menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Wahyu, yang telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, memilih untuk kembali bekerja meskipun masih merasakan sakit di beberapa titik luka. “Ini (lukanya) belum kering,” ujarnya saat ditemui awak media di SMPN 1 Kasihan pada Jumat (31/5/2024) siang.
Menurut Wahyu, kejadian bermula sekitar pukul 12.15 WIB ketika ia sedang bertugas sendirian di pos satpam. “Awalnya itu, saya sedang duduk di sini (di pos satpam). Lalu, tiba-tiba dengar suara ramai-ramai dan lemparan dari luar pagar sekolah dan ada yang memukul-mukul pagar sekolah dengan gesper,” jelasnya.
Wahyu kemudian keluar untuk memeriksa situasi dan terkejut melihat sekitar 30 orang berada di luar pagar sekolah. Ia mencoba mengamankan salah satu dari mereka, namun justru menjadi sasaran penyerangan. “Otomatis, salah satu dari mereka ada yang saya tarik. Maksudnya itu saya amankan. Terus dari mereka itu menarik orang yang saya amankan itu,” tuturnya.
Akibat serangan tersebut, Wahyu mengalami luka di beberapa bagian tubuh, termasuk punggung, lengan bahu kiri, dan kepala. “Ini (kepala) saya kan bocor. Jadi darah ngalir semua. Dan saat itu, warga sekitar sudah pada ngejar mereka (sekelompok orang penyerang),” jelas Wahyu.
Meskipun belum diketahui pasti asal usul kelompok penyerang, Wahyu mendapat informasi bahwa mereka berasal dari salah satu sekolah di DIY. “Dari kabar yang saya dapat itu, mereka dari salah satu sekolah di DIY. Tapi, kalau yang ketangkap itu sudah tidak sekolah, tapi pas kejadian datang pakai seragam sekolah,” ungkapnya.
Wahyu juga menyebutkan bahwa kelompok yang sama diduga telah melakukan penyerangan di tempat lain sebelum menyerang SMPN 1 Kasihan. “Jadi, katanya, setelah dari sana mereka langsung ke sini. Di sana juga mereka sempat melakukan penyerangan, tapi enggak ada korban,” katanya.
Insiden ini merupakan pengalaman pertama bagi Wahyu sejak ia mulai bekerja sebagai satpam di SMPN 1 Kasihan pada awal Januari 2023. Ia menjelaskan bahwa biasanya ada dua orang yang bertugas, namun pada saat kejadian ia sedang berjaga sendirian karena rekannya izin pulang lebih awal.
Pihak kepolisian setempat dikabarkan telah melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Sementara itu, pihak sekolah dan masyarakat sekitar diharapkan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Insiden penyerangan ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat dan pemerhati pendidikan. Keamanan di lingkungan sekolah menjadi sorotan, mengingat sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa dan staf pendidikan.
Diharapkan adanya tindak lanjut dari pihak berwenang untuk mengungkap motif di balik penyerangan ini serta mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Pihak sekolah juga diharapkan dapat meningkatkan sistem keamanan untuk melindungi seluruh warga sekolah.