Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia, Irjen Pol Dedi Prasetyo, mengumumkan bahwa Polri sedang merekrut calon perwira melalui jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) dengan keahlian khusus di bidang teknologi informasi. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan Polri dalam memerangi kejahatan siber yang semakin kompleks.
Calon Perwira dengan Keahlian Khusus
Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa total ada 45 calon perwira SIPSS yang direkrut, terdiri dari 38 pria dan 7 wanita. Para calon perwira ini akan menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian, Semarang.
“SSDM Polri, sesuai tugas dan fungsinya, dan tentunya sesuai arahan Bapak Kapolri, merekrut personel untuk memperkuat kemampuan memerangi kejahatan siber,” kata Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Latar Belakang Pendidikan dan Keahlian Calon Perwira
Calon perwira yang direkrut memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan kemampuan di berbagai bidang teknologi informasi. Keahlian yang dimiliki meliputi teknik komputer, teknik informatika, sistem informasi, teknologi informasi, desain komunikasi visual, agen/teknologi/siber/ekonomi intelijen, rekayasa kriptografi, rekayasa perangkat keras kriptografi, dan keamanan siber.
Dengan latar belakang ini, diharapkan para calon perwira mampu menghadapi tantangan kejahatan siber yang semakin meningkat dan kompleks. Mantan Kadiv Humas Polri itu menyebutkan bahwa 45 calon perwira tersebut direkrut secara reguler dan proaktif untuk memastikan kualitas dan kemampuan mereka.
Arahan Kapolri dalam Memerangi Kejahatan Siber
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah mengarahkan agar Korps Bhayangkara memperkuat kemampuan di bidang teknologi dan informasi. Hal ini penting untuk menghadapi tantangan keamanan dan ketertiban (kamtibmas) yang tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga di dunia virtual.
Dalam rilis akhir tahun 2023, Kapolri mengungkapkan berbagai kejahatan siber yang menonjol selama tahun tersebut. Kasus-kasus tersebut meliputi pencurian kripto hingga penipuan bermodus APK-Link.
“Perkara ilegal akses dan pencurian koin kripto pada situs coinbase.com dengan total kerugian Rp 45 miliar dengan dua tersangka,” kata Sigit pada Rabu, 27 Desember 2023.
Kasus Kejahatan Siber yang Menonjol
Beberapa kasus kejahatan siber yang diungkap Polri selama tahun 2023 menunjukkan betapa seriusnya ancaman ini terhadap keamanan digital. Selain pencurian kripto, Polri juga mengungkap kasus IMEI ilegal yang merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.
“Ada 19.965 kasus IMEI ilegal yang diungkap Polri selama tahun 2023. Kasus itu merugikan negara hingga Rp 353,7 miliar,” ungkap Kapolri.
Dampak dan Pentingnya Penguatan di Bidang Teknologi Informasi
Rekrutmen calon perwira dengan keahlian khusus di bidang teknologi informasi merupakan langkah strategis Polri dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan keamanan di era digital. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh para perwira ini, diharapkan Polri dapat lebih efektif dalam menangani dan mencegah kejahatan siber.
Kejahatan siber tidak hanya merugikan secara finansial tetapi juga mengancam keamanan data pribadi dan informasi sensitif. Oleh karena itu, penguatan personel di bidang ini menjadi sangat krusial untuk melindungi masyarakat dan negara dari berbagai ancaman siber.
Pendidikan dan Pelatihan di Akademi Kepolisian
Para calon perwira SIPSS akan menjalani pendidikan intensif di Akademi Kepolisian, Semarang. Pendidikan ini akan meliputi berbagai aspek teknis dan strategis dalam penanganan kejahatan siber. Selain pengetahuan teknis, para calon perwira juga akan dibekali dengan kemampuan analisis dan strategi untuk menghadapi berbagai modus operandi kejahatan siber yang terus berkembang.
Rekrutmen calon perwira SIPSS dengan keahlian khusus di bidang teknologi informasi adalah langkah maju Polri dalam memerangi kejahatan siber. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan kemampuan teknis yang memadai, para perwira ini diharapkan dapat memperkuat barisan Polri dalam menghadapi tantangan keamanan di era digital.
Inisiatif ini tidak hanya penting untuk keamanan nasional tetapi juga untuk melindungi masyarakat dari ancaman siber yang semakin kompleks. Dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat, para calon perwira ini akan menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga keamanan digital di Indonesia.