Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyampaikan tujuh catatan penting untuk memastikan mudik Lebaran 2025 berjalan aman, nyaman, dan bebas dari kecelakaan atau zero accident. Hal ini disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/2/2025), menyusul proyeksi arus mudik yang mencapai 146,48 juta orang pada tahun ini.
Proyeksi Arus Mudik dan Tanggung Jawab Bersama
Huda memproyeksikan bahwa puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi pada tanggal 28—30 Maret 2025. “Itu nyawa semua, dan menjadi tanggung jawab Pak Kakorlantas Mabes Polri supaya zero accident,” tegas Huda. Dengan jumlah pemudik yang sangat besar, keselamatan dan keamanan menjadi prioritas utama.
Efisiensi Anggaran dan Prioritas Keselamatan
Catatan kedua yang disampaikan Huda adalah bahwa mudik Lebaran 2025 akan menjadi yang pertama kali dilaksanakan dalam situasi efisiensi anggaran. Meski demikian, ia menegaskan bahwa keselamatan dan jaminan hidup aman bagi warga negara harus tetap menjadi prioritas utama. “Penekanan pada keamanan dan kenyamanan harus menjadi doktrin utama dalam penyelenggaraan arus mudik Lebaran 2025,” ujarnya.
Doktrin Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan
Huda menekankan pentingnya tiga doktrin utama dalam pelaksanaan mudik, yaitu keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. “Karena mudik hanya setahun sekali, harus betul-betul terlaksana dengan nyaman. Tidak cukup hanya aman dan selamat, tetapi juga harus nyaman,” jelasnya. Ketiga aspek ini diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya masalah selama perjalanan mudik.
Apresiasi untuk Persiapan Pemerintah
Huda juga memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah mempersiapkan mudik Lebaran 2025 sejak jauh hari. Salah satu langkah yang diapresiasi adalah penurunan harga tiket penerbangan dengan memberikan insentif 6 persen PPN dari harga tiket. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi para pemudik.
Infrastruktur dan Perbaikan Jalan
Meski masih dalam proses perbaikan, Huda memastikan bahwa infrastruktur jalan relatif bisa ditangani dengan baik. “Kami bisa pastikan secara umum dalam situasi ini perbaikan sedang terus berjalan dan bisa segera dituntaskan,” tambahnya. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran arus mudik dan mengurangi risiko kecelakaan.
Manajemen Transportasi yang Prima
Huda menyoroti pentingnya manajemen transportasi yang prima, terutama terkait penurunan harga tiket pesawat. Namun, ia mengingatkan bahwa masalah seperti keterlambatan pesawat dan penumpukan pesawat masih perlu diperhatikan. “Manajemen transportasi harus prima dalam menyambut mudik Lebaran 2025,” tegasnya.
Kemudahan Akses Informasi
Catatan terakhir yang disampaikan Huda adalah pentingnya kemudahan akses informasi, terutama dalam hal penanganan kecelakaan atau masalah selama mudik. “Ketika ada masalah, bisa mudah diselesaikan,” kata Huda. Akses informasi yang cepat dan akurat diharapkan dapat membuat mudik Lebaran 2025 menjadi tanggung jawab bersama.