Mahasiswa DKV Udinus Targetkan Desa Tuntang Menjadi Desa Wirausaha Berkelanjutan
Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual / DKV Udinus telah berhasil melakukan perubahan yang cukup signifikan di Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang. Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPKO), tim yang terdiri dari 15 mahasiswa ini berhasil mengubah desa tersebut menjadi desa wirausaha berkelanjutan.
Tim yang dipimpin oleh Nabila Tauhidin Dimas Putri dan dibimbing oleh Lusi Noviani, S.Ds., M.M., mengambil pendekatan kreatif dalam mengoptimalkan potensi desa. Salah satu inovasi utama mereka adalah mengolah Eceng Gondok, yang sebelumnya dianggap sebagai gulma, menjadi berbagai kerajinan menarik dengan konsep creativepreneurship.
Selama enam bulan ke depan, tim mahasiswa DKV Udinus akan memberikan workshop kepada warga Desa Tuntang untuk meningkatkan keterampilan mereka. Nabila menjelaskan bahwa pelatihan tidak hanya mencakup proses pengolahan dan pengemasan produk, tetapi juga strategi pemasaran.
“Kami memberikan pelatihan mulai dari cara mengambil gambar produk yang menarik hingga strategi pemasaran melalui media sosial dan marketplace,” ujar Nabila.
Program ini memiliki visi jangka panjang yang ambisius. “Target kami pada tahun 2025 adalah menjadikan Desa Tuntang desa mandiri, dan pada 2026 desa ini diharapkan bisa menjadi desa percontohan wirausaha,” tambah Nabila.
Pemilihan Desa Tuntang sebagai lokasi program didasari oleh beberapa faktor, termasuk keterbatasan sumber daya manusia dan melimpahnya Eceng Gondok yang sebelumnya dianggap sebagai masalah. Program ini berlangsung dari Juni hingga Oktober 2024.
Pada 22 Juni 2024, Tim PPKO HM DKV Udinus telah melakukan sosialisasi program kepada masyarakat Desa Tuntang. Dengan tema “Optimalisasi Potensi Ekspor Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dengan Creativepreneurship Menuju Tuntang sebagai Desa Wirausaha Berkelanjutan,” program ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek).
Dosen Pembimbing PPKO HM DKV, Lusi Noviani, S.Ds., M.M., menyampaikan harapannya bahwa program ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Desa Tuntang. “Melalui pelatihan dan pendampingan yang kami berikan, kami berharap masyarakat desa dapat mengembangkan keterampilan mereka dan menciptakan produk-produk bernilai tambah. Dengan demikian, Desa Tuntang bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi lokal menjadi peluang usaha yang berkelanjutan,” jelas Lusi.
Inisiatif ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif untuk tantangan lokal. Dengan mengubah persepsi tentang Eceng Gondok dari masalah menjadi peluang, program ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal tetapi juga mempromosikan praktik berkelanjutan dalam penggunaan sumber daya alam. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi inisiatif serupa di daerah lain, menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi pembangunan pedesaan di Indonesia.
Baca Juga: Mahasiswa Udinus Kembangkan Aplikasi E-Voting ‘PilihKu’ dengan Teknologi Face Recognition

Tinggalkan Balasan