BPBD Kota Semarang Catat Lima Kecamatan Terdampak Bencana Akibat Cuaca Ekstrem
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang melaporkan bahwa setidaknya lima kecamatan di wilayahnya terdampak bencana alam seiring dengan cuaca ekstrem yang melanda belakangan ini. Kelima kecamatan tersebut adalah Genuk, Gajahmungkur, Candisari, Gunungpati, dan Gayamsari. Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, menyampaikan hal tersebut di Semarang, Selasa (4/2/2025).
Menurut Endro, bencana yang terjadi bervariasi tergantung pada kondisi geografis masing-masing wilayah. Di Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, dan Gunungpati, bencana yang dominan adalah tanah longsor karena ketiga wilayah tersebut terletak di daerah perbukitan. Sementara itu, Kecamatan Genuk dan Gayamsari mengalami banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. “Selain itu, Semarang Utara juga terdampak, meskipun tidak masif. Ada laporan perahu nelayan yang hilang dihantam gelombang tinggi di Tambaklorok,” jelas Endro.
Untuk wilayah yang masih tergenang banjir, Endro menyebutkan bahwa genangan air terpusat di Kecamatan Genuk, meskipun ketinggian air sudah mulai surut. “Di wilayah Genuk, mulai dari RSI Sultan Agung ke arah timur, ketinggian air masih sekitar 20-30 cm. Genangan juga masih terlihat di daerah Ngablak Indah dan Kudu,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tipologi kontur tanah di Kota Semarang turut memengaruhi kerentanan terhadap bencana. “Wilayah perbukitan rawan longsor, sedangkan daerah pesisir dan rawa rentan terhadap banjir,” jelasnya.
Endro mengungkapkan rasa syukur karena tidak ada korban jiwa dalam serangkaian bencana tersebut. “Kami bersyukur tidak ada korban jiwa, dan mudah-mudahan hal ini tetap terjaga. Untuk kasus tanah longsor, sejak Januari hingga Februari ini sudah terjadi lebih dari 34 kejadian,” katanya. Selain tanah longsor dan banjir, pohon tumbang juga menjadi masalah serius. Endro menyebutkan bahwa hingga saat ini, sudah hampir 40 pohon tumbang dilaporkan, dengan kejadian terparah terjadi di Ngaliyan.
“Kejadian di Ngaliyan kemarin cukup parah. Sebuah mobil tertimpa pohon tumbang, dan kerusakannya mencapai 80 persen. Dua orang penumpang mobil tersebut masih dalam perawatan medis,” ujar Endro. Insiden tersebut terjadi pada Minggu (2/2) pagi, sekitar pukul 07:00 WIB, di Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan. Saat itu, sebuah mobil yang ditumpangi lima orang melintas di dekat Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane Semarang. Tiba-tiba, sebuah pohon besar tumbang dan menimpa mobil tersebut, menyebabkan atap mobil ringsek parah hingga nyaris rata dengan kap mesin. Dua penumpang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Endro menegaskan bahwa BPBD Kota Semarang terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani dampak bencana. “Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait dan tim relawan untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat,” katanya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat cuaca ekstrem masih berlangsung. “Masyarakat diharapkan menghindari daerah rawan longsor dan tidak melintas di wilayah yang tergenang banjir. Keselamatan adalah prioritas utama,” pesannya.

Tinggalkan Balasan