Suasana santai dan penuh canda terjadi di antara para menteri Kabinet Indonesia Maju sebelum menghadiri sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin.
Momen yang menarik perhatian adalah interaksi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Airlangga, yang baru saja mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar, terlihat akrab dengan Bahlil, yang digadang-gadang sebagai calon penggantinya. Keduanya bahkan berfoto bersama, saling merangkul dan mengacungkan jempol, menunjukkan hubungan yang tetap hangat di tengah pergolakan politik internal partai.
Baca Juga: Andi Sinulingga Membenarkan Airlangga Mundur dan Bahlil Ketua Umum Berikutnya
Suasana semakin hidup ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak Airlangga bergabung dalam obrolan, dengan candaan khasnya,
“Pak Airlangga, ngobrol Pak Airlangga. Soalnya kalau ada Pak Airlangga kita difoto wartawan.” Menanggapi ajakan ini, Airlangga pun tak mau kalah dalam bercanda.
Ia meminta Bahlil untuk ikut bergabung dengan mengatakan, “Kursinya tarik Pak Bahlil. Kursinya Pak Kapolri saja diambil sama Pak Bahlil.” Ucapan ini sontak mengundang tawa dari para menteri yang hadir.
Bahlil, menanggapi candaan Airlangga, hanya bisa tertawa dan menjawab, “Masuk barang itu.”
Sri Mulyani pun menambahkan bumbu humor dengan mengatakan,
“Tadi malam dia bilang ‘suara saya saja diambil’,” yang kembali dijawab Bahlil dengan,
“Masuk barang itu.”
Ketika dimintai keterangan, Bahlil menegaskan kedekatannya dengan Airlangga.
“Saya sama dia kan sahabat baik, kami kan biasa aja. Biasalah ngomong kerjaan,” ujarnya kepada wartawan.
Namun, ketika ditanya lebih lanjut tentang perubahan kepemimpinan di Partai Golkar, Bahlil memilih untuk tidak berkomentar.
Ia mengakui statusnya sebagai kader Golkar, tetapi menekankan bahwa ia bukan bagian dari kepengurusan DPP saat ini.
Momen keakraban ini terjadi di tengah spekulasi tentang masa depan kepemimpinan Golkar pasca pengunduran diri Airlangga. Meski begitu, suasana santai dan penuh canda di antara para menteri menunjukkan bahwa dinamika politik internal partai tidak mengganggu hubungan kerja dan profesionalisme dalam kabinet.
Pertemuan kabinet di IKN Kalimantan Timur ini juga menjadi simbol semangat baru pemerintahan dalam membangun negeri. Terlepas dari pergantian kepemimpinan partai, fokus kabinet tetap pada agenda pembangunan nasional, termasuk pengembangan IKN sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia.