Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, menekankan peran penting Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam pendistribusian Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD. Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan para PLKB di Batang, Rabu (10/7).
PLKB Diminta Tinggalkan Pola Kerja Konvensional
Wihaji mendorong PLKB beralih dari pola kerja berbasis seminar dan diskusi ke pendekatan yang lebih konkret di lapangan. “Kami mengajak PLKB meninggalkan pola kerja lama yang hanya sibuk dalam seminar. Mereka harus fokus pada penyelesaian masalah langsung di masyarakat,” tegas mantan Bupati Batang ini.
Ia mencontohkan kesuksesan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang diinisiasinya saat menjabat Bupati Batang. Program day care di Pasar Batang tersebut masih eksis hingga kini. “Tamasya bukti bahwa program baik bisa bertahan jika dikelola dengan semangat dan keberlanjutan,” ujarnya.
Tantangan Distribusi MBG dan Solusi Adaptif
Wihaji menyadari tantangan distribusi MBG berbeda dengan lingkungan terstruktur seperti pendidikan. “Tidak mungkin posyandu buka setiap hari atau ibu hamil selalu berkumpul. Distribusi harus menjangkau mereka yang tinggal di lokasi terpencil,” jelasnya.
Untuk itu, ia mendorong PLKB merancang strategi distribusi fleksibel, seperti:
- Memanfaatkan jaringan posyandu dan kader kesehatan.
- Kolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk menjangkau wilayah terisolir.
- Penggunaan teknologi pendataan untuk memetakan penerima manfaat.
Rancangan Insentif Tambahan untuk PLKB
Sebagai bentuk apresiasi, Wihaji mengungkapkan sedang merancang skema insentif tambahan bagi PLKB bersama Badan Gizi Nasional (BGN). “Insya Allah, skemanya masih didiskusikan dengan BGN,” katanya. Meski belum rinci, rencana ini diharapkan meningkatkan motivasi petugas lapangan dalam menjalankan program prioritas.
Program Tamasya: Bukti Keberhasilan Kolaborasi
Keberlanjutan program Tamasya menjadi bukti efektivitas pendekatan berbasis komunitas. Day care di Pasar Batang tidak hanya membantu orang tua bekerja, tetapi juga menjadi model integrasi layanan gizi dan pengasuhan anak. Wihaji berharap MBG bisa mengikuti jejak Tamasya dengan dukungan sinergi multipihak.
Dengan fokus pada pendekatan lapangan dan kolaborasi, Wihaji optimis Program MBG dapat mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas generasi mendatang. “PLKB adalah mitra strategis. Mari bersama wujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.