Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, tengah fokus menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Solo, Jawa Tengah. Beberapa prioritas utamanya meliputi penurunan angka kemiskinan, pengangguran, dan pembukaan lapangan kerja. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), menurunkan gini ratio, dan menangani kasus stunting.
Berdasarkan data dari laman resmi Pemerintah Kota Surakarta (surakarta.go.id), angka kemiskinan di Solo telah menurun secara signifikan. Pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 2,05 ribu orang dibandingkan tahun 2022, menjadi 43,89 ribu orang. Persentase penduduk miskin juga turun sebesar 0,40 persen, mencapai 8,44 persen pada tahun 2023. Garis kemiskinan naik menjadi Rp62.512 per kapita per bulan, menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, kasus stunting pada anak balita masih menjadi perhatian serius. Meskipun terdapat 1.050 anak balita yang terkena stunting pada tahun 2023, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 16,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai program seperti tim pendamping keluarga, rembug stunting, grebeg KB, dan sultan nikah capingan telah berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Gibran menyatakan bahwa upaya penanganan kemiskinan akan terus ditindaklanjuti sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal ini menunjukkan komitmennya untuk terus memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Solo.
Dengan berbagai program dan upaya yang telah dilakukan, Pemerintah Kota Surakarta berharap dapat terus meningkatkan kualitas hidup warganya dan mengurangi berbagai masalah sosial yang masih dihadapi.