UNS – Grup Riset Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia (S-3 PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk, “Workshop Penciptaan Komik Digital untuk Mendidik Sikap Pemberani,” bagi guru Sekolah Dasar (SD) se-Kota Surakarta. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa (21/5/2024) di Aula Merah Putih Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd., selaku Kepala Prodi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia, serta dianggotai oleh Prof. Dr. Suyitno, M.Pd., dan Hermansyah Muttaqin, S.Sn., M.Sn., serta melibatkan mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS, yaitu Akhmad Mukhibun, S.Pd., dan Dwiana Nur Rizki Hanifah, S.Pd.
Dalam sambutannya, Prof. Andayani menyampaikan bahwa sikap pemberani berarti suatu sikap untuk mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lainnya.
“Sikap pemberani berarti sikap pantang menyerah dan dapat menghadapi ketakuatan akan suatu hal. Sikap berani didasarkan pada prasyarat berupa berani karena Tuhan YME, berani karena benar, berani karena dapat dipertanggungjawabkan, berani mempertahankan diri dari serangan musuh, serta jelas dan tidak ragu-ragu,” terang Prof. Andayani.
Kemudian, Prof. Andayani juga menyampaikan bahwa sikap pemberani bercirikan pribadi yang semangat, berpikir untuk kemajuan, hingga optimisme yang tinggi. “Sikap pemberani pada peserta didik dapat diamati dengan karakter penanda, seperti semangat dan pantang menyerah, berpikir untuk menciptakan kemajuan, bertekad kuat, siap menanggung risiko, konsisten, optimis, berpikir matang dan terukur, mampu memotivasi tindakan orang lain, tahu diri, rendah hati, mengisi jiwa dan pikiran dengan pengetahuan baru, dan bertindak nyata,” lanjut Prof. Andayani.
Setelah paparan sambutan, dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang, “Merancang Komik Strip,” oleh Hermansyah Muttaqin, S.Sn., M.Sn. Hermansyah menyampaikan bahwa komik strip berarti komik yang penceritaanya terdiri dari beberapa panel dengan sedikit teks.
“Komik strip merupakan komik yang hanya terdapat sedikit gambar dan gagasan. Meski sedikit, komik strip harus menyajikan gagasan secara utuh dan tuntas,” terang Hermansyah.
Elemen dalam penyusunan komik diantaranya ada panel, gutter, splash, caption dan speech bubble. Elemen tersebut yang menjadikan komik dapat dibaca dan tersusun secara baik.
Kemudian, materi dilanjutkan oleh Akhmad Mukhibun, S.Pd., yang menyampaikan materi bertajuk, “Reka Cipta Komik Digital Bermuatan Karakter Pemberani.” Dalam paparannya, Mukhibun menjelaskan bahwa komik digital bermuatan karakter pemberani harus memuat komponen mengenai upaya kampanye keberanian, pembelajaran sosial-emosional, mengafirmasi nilai-nilai positif, dan memupuk berpikir kritis.
“Karakteristik komik tematik pemberani perlu memiliki muatan mengenai kampanye keberanian bagi siswa sekolah dasar, pembelajaran sosial-emosional, mengafirmasi nilai-nilai positif, dan memupuk berpikir kritis. Karakteristik ini penting ditanamkan bagi siswa SD karena mereka akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa pada masanya, terutama kelompok yang mengisi bangku SD sekarang ini akan menjadi pemimpin di tahun 2045,” terang Mukhibun.
Mukhibun juga menyampaikan tentang teknik alih wahana dari teks cerita (storyline) menjadi komik. “Penyusunan komik digital diawali dengan pembuatan storyline yang minimal memuat tokoh, setting, cerita, dan pesan moral. Khusus pesan moral harus disampaikan secara denotative agar siswa SD dapat menerima pesan moral secara langsung dan sesuai dengan maksud pembuat komik. Hal ini mempertimbangn karakteristik siswa SD yang masih belajar mengenai konsep-konsep konkret,” ujar Mukhibun.
Kegiatan workshop dilanjutkan dengan tanya jawab dan praktik penyusunan komik strip untuk dikumpulkan sebagai luaran kegiatan.
HUMAS UNS
Redaktur: Dwi Hastuti