Jakarta – Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS mengadakan seminar dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2024 yang diperingati setiap tanggal 29 Juni.
Seminar yang diselenggarakan secara hybrid di Aula Kantor DPTP PKS dan melalui Zoom ini mengambil tema “Menakar Keluarga Berkualitas di Rumah Kita”.
Hadir sebagai pembicara Ketua Komisi Ketahanan Keluarga MPP PKS Wirianingsih, Ketua Biro Perempuan dan Anak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Sonnya M. Uniplaita, dan Ketua Departemen Ketahanan Keluarga BPKK DPP PKS Eko Yuliarti.
Pada kesempatan tersebut, Pendeta Sonnya yang memberikan materi tentang keluarga berkualitas dalam tinjauan agama kristen ini menyampaikan kesan baiknya terhadap PKS yang terus konsisten memperjuangkan ketahanan keluarga.
“Saya terkesan dengan PKS karena menurut saya PKS ini adalah partai Islam yang konsisten dan kredibel. Saya juga melihat beberapa tahun belakangan ini, tokoh-tokoh PKS khususnya di BPKK sangat gencar memperjuangkan ketahanan keluarga,” ujar Sonnya.
Ia menyebut hal ini adalah contoh baik yang patut untuk ditiru oleh elemen bangsa yang lain.
Sementara itu, Ketua Komisi Ketahanan Keluarga MPP PKS Wirianingsih menjelaskan bahwa di PKS, ketahanan keluarga bukanlah kata yang asing.
“Buat kita di PKS kata ketahanan keluarga itu bukan sesuatu yang asing. Semua agenda kita, tidak pernah meninggalkan keluarga,” ungkap Wirianingsih.
Salah satu agenda yang diperkenalkan pada kesempatan ini adalah alat ukur ketahanan keluarga yang telah dirumuskan oleh Rumah Keluarga Indonesia (RKI) PKS.
“Kami di RKI berinisiatif merumuskan alat ukur ketahanan keluarga yang baik,” ujar Ketua Departemen Ketahanan Keluarga BPKK DPP PKS Eko Yuliarti.
Alat ukur ini, sebut Eko, sebagai tahapan dalam pengokohan ketahanan keluarga. Alat ukur ini memiliki empat dimensi, yaitu spiritual, fisik ekonomi, sosial, dan psikologi.
Dengan pengukuran yang terdiri dari 55 item pertanyaan ini, setiap keluarga di Indonesia dapat melakukan penilaian mandiri agar bisa segera menentukan langkah yang tepat untuk peningkatan ketahanan keluarganya masing-masing.
“Kami harapkan pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi stimulus bagi semua keluarga di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan keluarganya,” lanjutnya.
Dikarenakan kondisi keluarga yang bisa sangat dinamis, Eko menyebut alat ukur ini memudahkan untuk melakukan pengukuran secara mandiri di mana pun dan kapan pun.
“Kita berharap dengan mengisi alat ukur ketahanan keluarga ini, bisa membuat keluarga-keluarga kita menjadi keluarga yang semakin kuat, kokoh, dan berkualitas.”