Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menegaskan pentingnya akses listrik di wilayah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3T) sebagai prioritas pembangunan nasional. Pernyataan ini disampaikan menanggapi masih banyaknya desa di Indonesia yang belum teraliri listrik, khususnya di wilayah Maluku, Papua, NTT, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
Listrik sebagai Tulang Punggung Pembangunan
Mukhtarudin, yang juga Sekretaris Fraksi Partai Golkar, menyatakan bahwa listrik merupakan kebutuhan dasar untuk mendukung pendidikan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat.
“Ini tidak bisa diremehkan karena listrik menjadi tulang punggung bagi berbagai aspek kehidupan,” tegasnya pada Minggu (6/4/2025).
Dampak Listrik bagi Pendidikan dan Ekonomi
- Pendidikan: Listrik memungkinkan anak-anak di daerah 3T belajar dengan penerangan layak dan mengakses teknologi seperti komputer/internet.
- Ekonomi: Membuka peluang usaha seperti pengolahan hasil pertanian/perikanan. “Mesin pendingin untuk ikan atau alat produksi sederhana bisa meningkatkan pendapatan warga,” jelas Mukhtarudin.
Tantangan dan Solusi Elektrifikasi 3T
Meski menghadapi kendala biaya tinggi dan minimnya tenaga ahli, Mukhtarudin menekankan bahwa dampak jangka panjang elektrifikasi jauh lebih besar. “Listrik bisa jadi katalis untuk mengangkat kualitas hidup generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Respons Pemerintah
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengakui masih banyak desa 3T yang belum terlistriki. Ia memastikan program elektrifikasi akan dipercepat sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto.
“Program ini kita dorong terus untuk desa-desa yang lain, karena masih banyak wilayah 3T yang belum punya listrik,” kata Bahlil, seraya menyebut wilayah prioritas seperti Papua, Maluku, dan NTT.