Jakarta (03/07) — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI menggelar Acara Ambassador Talks dengan tema ‘Nurani Dunia Untuk Palestina, Stop Agresi Israel Sekarang!’, di Ruang Abdul Muis Komplek MPR, DPR, dan DPD Senayan Jakarta pada Rabu, 3 Juli 2024.
Program rutin Fraksi PKS ini menghadirkan pembicara Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jailani, Wakil Duta Besar Afrika Selatan Vickesh Pradeep Maharaj, Kepala Divisi Asia Tenggara dan Oceania Kemlu Armenia Karen Govergyan, dan Wakil Ketua BKSAP DPR Sukamta.
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini bertindak sebagai Keynote Speaker sekaligus membuka acara menyatakan dengan tegas bahwa perjuangan membela Palestina adalah kewajiban kemanusiaan.
Oleh karena itu, Fraksi PKS mengajak seluruh bangsa dan negara untuk terus berjuang sampai Palestina menjadi negara merdeka serta terbebas dari belenggu penindasan Israel.
“Membela Palestina adalah kewajiban kemanusiaan. Bayangkan kalau yang dibantai setiap hari itu ibu kita, ayah kita, anak kita, dan cucu kita. Kami, Fraksi PKS akan terus dan tidak berhenti berjuang sampai Palestina merdeka,” jelas Anggota DPR RI Komisi I Dapil Banten II.
Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia ini mengatakan perjuangan kemerdekaan Palestina tidak bisa berdiri sendiri tetapi membutuhkan dukungan negara-negara di dunia dan organisasi internasional seperti PBB.
“Saya bukan mengklaim, tapi kami satu-satunya Fraksi yang berusaha mendatangi lembaga-lembaga di PBB agar lembaga ini terus semakin kencang dan keras untuk membela dan mewujudkan kemerdekaan Palestina,” ucapnya.
Ada 143 negara di PBB setuju Palestina menjadi anggota penuh PBB. Namun hal itu terganjal veto satu negara Amerika Serikat. Untuk itu, Jazuli mengajak negara-negara di dunia untuk mereformasi tatanan dunia.
“Tatanan dunia ini harus dibangun dengan demokrasi. Jangan sampai kalah dengan sebuah veto anti demokrasi dari negara adidaya,” tegasnya.
Konsistensi Indonesia Bela Palestina
Menurut Jazuli Juwaini, Indonesia berbeda dengan negara-negara di dunia dalam pembelaan terhadap Palestina. Di Indonesia mulai dari Pemerintah, Parlemen, dan rakyatnya kelompok mendukung kemerdekaan Palestina.
“Dalam konteks ini, kami sangat bangga dengan upaya diplomasi Ibu Menlu dalam setiap kesempatan yang selalu membela kemerdekaan Palestina. Salam hormat dan apresiasi untuk Ibu Menlu,” ungkapnya.
Bagi Indonesia kemerdekaan Palestina adalah : Pertama, Amanat konstitusi UUD 1945. Sehingga tidak boleh ada masyarakat Indonesia yang menolak dukungan pemerintah, parlemen, dan rakyat terhadap kemerdekaan Palestina.
“Kedua, kemerdekaan Palestina adalah amanat pendiri bangsa. Presiden pertama kita Bung Karno pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA) sejak awal mendukung kemerdekaan Palestina yang hingga kini menjadi satu-satunya peserta KAA yang belum merdeka,” ungkapnya.
Ketiga, imbuhnya, kita punya hutang sejarah pada Palestina sebagai bangsa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia Tahun 1945. Mufti Palestina Syech Muhammad Amin Alhusaini yang melobi dan mengantarkan tokoh-tokoh kita kepada negara-negara Timur Tengah untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
“Keempat, pembelaan kemerdekaan Palestina adalah amanat Platform PKS untuk mewujudkan peradaban dunia yang tertib, aman dan damai di atas nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan,” tegas Jazuli.
Konsistensi Fraksi PKS Bela Palestina
Fraksi PKS telah dan terus berupaya menggalang solidaritas global termasuk menghimpun bantuan dana, melakukan diplomasi parlemen ke negara-negara di Asia Tenggara, Asia Pasifik, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin. Diplomasi internasional ke badan-badan PBB seperti UNHCR, Komisi Tinggi HAM PBB, WHO, dll.
Selain itu, Fraksi PKS pun rutin menyelenggarakan seminar internasional bekerjasama dengan Parlemen, aktivis, dan lembaga lintas negara dengan tema dukungan kemerdekaan Palestina dan penghentian genosida Israel, serta menggelar Ambassador Talks yang dihadiri para duta besar.
Jazuli Juwaini mengajak solidaritas global untuk menghentikan pembantaian dan agresi Israel tehadap warga Gaza, Rafah, Tepi Barat Palestina yang hingga kini menimbulkan korban meninggal hampir 40.000 jiwa.
“Maka tuntutan kita bersama adalah : Stop kekerasan dan pembantai rakyat Palestina. Seret Netanyahu dan kabinetnya sebagai penjahat perang. Wujudkan kemerdekaan Palestina,” pungkas Jazuli.