Menu

Mode Gelap

Opini · 9 Agu 2024 08:53 WIB ·

Apakah Kiamat Akan Terjadi Karena Perang Nuklir? Tentu Saja, Memang Ada yang Lebih Keren Dari Itu ?


					perang nuklir Perbesar

perang nuklir

Kiamat. Sebuah kata yang selalu berhasil memancing ketakutan, imajinasi liar serta berbagai teori konspirasi di otak manusia, meski demikian kiamat juga sebuah daya tarik tersendiri yang selalu berhasil menarik orang untuk bergabung pada kultus spiritual yang berakhir dengan tragis seperti contohnya bunuh diri massal yang pernah terjadi dijepang.

Dan di zaman modern seperti sekarang ini, apa yang lebih canggih daripada pemikiran bahwa kiamat akan terjadi karena perang nuklir dan serangan aliens ? Atau jangan-jangan kamu termasuk penganut aliran kiamat ala nabi nuh dan film 2012 yang membayangkan kiamat terjadi ketika bumi ditenggelamkan oleh lautan serta pemanasan global ?

jika kita diharuskan memilih kiamat serta akhir dunia yang paling dramatis, apa yang bisa lebih epik daripada serangan nuklir besar-besaran yang mengakhiri peradaban dalam kilatan cahaya dan gelombang panas dalam sekejap ?

Perang Nuklir: Jalan Pintas Menuju Kiamat

Mari kita mulai dengan pertanyaan yang sangat sederhana: Apakah perang nuklir bisa menyebabkan kiamat? Jawabannya mungkin adalah “ya”, tapi hanya jika kita ingin melihat dunia kita terbakar dengan gaya yang paling spektakuler.

Mengapa repot-repot menunggu akhir zaman karena bencana alam, pandemi global, atau bahkan perubahan iklim ketika kita bisa menghancurkan semuanya dalam sekejap dengan senjata nuklir.

Senjata nuklir, memiliki kemampuan untuk meluluh lantakan kota beserta isinya dalam hitungan detik. Jadi, jika ada yang ingin menghentikan peradaban manusia dengan cara yang paling efektif brutal dan tidak berperasaan, maka perang nuklir adalah jawabannya.

Skenario Kiamat: Perang Nuklir dan Akhir Dunia

Mari kita bayangkan skenario kiamat yang dipicu oleh perang nuklir. Bayangkan negara-negara besar saling meluncurkan rudal balistik antarbenua mereka. Pemandangan cahaya cemerlang di langit malam, diikuti oleh suara ledakan yang memekakkan telinga, akan menjadi tontonan yang “menakjubkan”.

Dan jangan lupakan awan jamur besar yang indah akan muncul setelah ledakan. Kemudian disusul radiasi nuklir yang menyebar, membunuh segala sesuatu dalam jangkauannya, dan membuat sebagian besar planet ini tidak layak huni selama berabad-abad.

Dan jika Anda beruntung selamat dari ledakan awal, Anda bisa menikmati radiasi akut, kerusakan lingkungan yang tak dapat diperbaiki, sebagaimana yang terjadi pada film film hollywood.

Sepertinya kita manusia memiliki ketertarikan yang tak sehat terhadap kiamat. Dari film hingga teori konspirasi di internet, kita tampaknya sangat suka membayangkan bagaimana dunia ini akan berakhir. Dan perang nuklir adalah salah satu skenario favorit.

Mungkin karena kita tahu, di dalam lubuk hati kita yang paling dalam, bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghancurkan segalanya. Apa yang lebih memuaskan daripada menyadari bahwa kita sendiri adalah arsitek kehancuran kita sendiri?

Ya, perang nuklir memberi kita kekuatan untuk benar-benar mengendalikan nasib kita – dan memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal untuk memperbaiki kekacauan yang kita buat.

Ironi dari Kekuatan Nuklir

Dan mari kita tidak melupakan ironi yang melekat dalam seluruh ide perang nuklir. Senjata ini diciptakan untuk menjaga perdamaian melalui ancaman kekuatan destruktif yang tak tertandingi. Namun, jika senjata ini digunakan, hasilnya adalah kebalikan dari perdamaian – sebuah dunia yang ditinggalkan dalam reruntuhan, penuh dengan kesengsaraan yang tak terbayangkan.

Negara-negara yang memiliki senjata nuklir sering berbicara tentang “deterrence” atau pencegahan. Tapi pada akhirnya, seluruh konsep pencegahan ini bergantung pada ancaman pembalasan yang sama-sama menghancurkan. Jadi, jika terjadi kesalahan, apakah kita benar-benar akan terkejut jika perang nuklir memicu kiamat?

Kiamat Nuklir: Fantasi atau Realitas yang Tak Terhindarkan?

Bagi banyak orang, perang nuklir tetap menjadi fantasi yang menakutkan – sesuatu yang hanya ada di dalam film atau buku fiksi ilmiah. Tapi kita harus ingat bahwa senjata-senjata ini adalah realitas yang sangat nyata.

Dan meskipun negara-negara besar mungkin tidak ingin memulai perang nuklir, kita harus bertanya-tanya: Berapa lama kita bisa terus bermain-main dengan api sebelum akhirnya terbakar?

Mungkin itu adalah pelajaran terbesar dari kiamat nuklir: Bahwa kita hidup di atas tumpukan bubuk mesiu, dan kita terus bermain dengan korek api. Kita terus membangun senjata yang semakin kuat, dengan harapan bahwa kita tidak akan pernah harus menggunakannya.

Tapi seperti yang dikatakan orang bijak: “Jika ada senjata di panggung di babak pertama, itu pasti akan ditembakkan di babak ketiga.”

Jadi, mengapa tidak mengakhiri semua ini dengan perang nuklir? Sepertinya itu cara yang “pantas” bagi spesies kita untuk keluar dari panggung sandiwara dunia. Tidak ada lagi debat tentang perubahan iklim, tidak ada lagi perang perdagangan, tidak ada lagi politik yang manipulatif – hanya akhir yang cepat dan “terhormat”.

Dan tentu saja, kita akan meninggalkan warisan yang tak terlupakan bagi siapa pun atau apa pun yang mungkin datang setelah kita. Bukankah itu tujuan akhir kita semua? Untuk diingat sebagai generasi yang berhasil menghancurkan segalanya dalam ledakan besar?

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Editorial Team

Baca Lainnya

Fokus 77 Cara Mudah Menang dengan Melawan Diri Sendiri

14 Maret 2025 - 21:58 WIB

fokus 77

DeepSeek: Startup AI China Penantang Raksasa Teknologi AI dari Amerika

30 Januari 2025 - 04:38 WIB

deepseek

Bom Judi Siap Meledak Kapan Saja

17 September 2024 - 10:56 WIB

bom judi

Akankah KPK Mengusut Kasus Pesawat Jet Kaesang ?

5 September 2024 - 10:44 WIB

Jet kaesang

Masa Depan Karyawisata: Berhati-hati Menjelajahi Indonesia yang Penuh Warna

21 Mei 2024 - 09:55 WIB

WhatsApp Image 2024 05 16 at 20.26.15 edited

KENAIKAN UKT: MERDEKA BELAJAR YANG TERJAJAH OLEH BIAYA

21 Mei 2024 - 09:52 WIB

Mahasiswa STOVIA sedang berpose bersama
Trending di Opini