Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio, tewas dalam kecelakaan maut yang melibatkan motor Harley-Davidson miliknya di Jalur Pantura, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Kecelakaan terjadi setelah motor yang dikendarai Renville menabrak mobil pikap bernomor polisi T 120 SS.
Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan, mengungkapkan kronologi kejadian. Menurutnya, kecelakaan terjadi ketika Renville yang mengendarai motor besar (moge) melaju dari arah Surabaya menuju Banyuwangi. Tiba-tiba, di depannya muncul mobil pikap yang berbelok ke arah berlawanan.
“Karena jarak yang sudah dekat, pikap langsung dihantam moge yang berkecepatan tinggi. Pengendara moge langsung terpental sejauh kurang lebih 200 meter,” ujar AKBP Rezi Dharmawan, Jumat (14/2/2025).
Renville Antonio dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian akibat luka parah di bagian kepala, serta patah tulang di tangan dan kaki. Sementara itu, sopir mobil pikap telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Duka dari Partai Demokrat
Kabar meninggalnya Renville Antonio langsung menyebar dan menimbulkan duka mendalam di kalangan Partai Demokrat. Emil Elestianto Dardak, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, menyampaikan belasungkawa melalui unggahan di Instagram.
“Selamat jalan sahabat, semoga segala amal dan kebaikan yang pernah dilakukan mengantarkan ke tempat terbaik di sisi Allah SWT,” tulis Emil dalam InstaStory-nya.
Renville Antonio bukan hanya dikenal sebagai Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, tetapi juga sebagai menantu mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Ia telah tiga periode menjabat sebagai anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Partai Demokrat.
Profil Renville Antonio
Renville Antonio merupakan sosok yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN Dr. Soetomo 8 Surabaya pada tahun 1986, kemudian melanjutkan ke SMPN IPIEMS Surabaya dan SMAN 2 Surabaya.
Pada tahun 1999, Renville meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Surabaya. Tidak berhenti di situ, pada 2007 ia berhasil menyelesaikan dua program magister, yaitu Magister Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya dan Magister Manajemen dari Universitas Narotama Surabaya.
Pihak kepolisian masih melakukan investigasi mendalam untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan. Sopir mobil pikap yang terlibat dalam kecelakaan ini masih menjalani pemeriksaan untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian atau pelanggaran lalu lintas.