Pemerintah Kabupaten Blora mencatat 21.630 peserta JKN dinonaktifkan setelah migrasi sistem dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ke Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Kepala Dinsos P3A Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi mengonfirmasi penurunan ini berdasarkan data per Maret 2025.
“Awalnya 374.877 warga aktif, namun setelah migrasi ke DTSEN berkurang 21.630 peserta,” jelas Luluk di Blora, Minggu (16/6). Penonaktifan ini merupakan tindak lanjut SK Menteri Sosial Nomor 80 Tahun 2025.
Penyebab Nonaktif
-
DTSEN bersifat dinamis: Data terus diperbarui akibat perubahan status penduduk (meninggal, pindah, lahir).
-
Kesalahan inklusi/eksklusi: Penerima tak berhak terdaftar (inclusion error) atau warga berhak terlewat (exclusion error).
-
Migrasi sistem mendukung penyaluran bansos triwulan II-2025.
Luluk menegaskan, “Perubahan data bisa terjadi sewaktu-waktu. Warga bisa pantau dan ajukan pembaruan melalui aplikasi Cek Bansos.” Masyarakat dapat mengusulkan data baru atau menyanggah data penerima tak layak via aplikasi.
Bantuan Darurat
Bagi peserta nonaktif dengan kebutuhan kesehatan mendesak, Dinsos P3A siap membantu meski tak memiliki akses langsung ke data pusat. “Jangan panik, kami siap bantu,” tegasnya.
Profil DTKS Blora
Total 443.803 warga terdaftar dalam DTKS:
-
374.877 jiwa: Penerima Bantuan Iuran JKN
-
65.017 jiwa: Penerima BPNT (April-Juni 2025)
-
40.502 jiwa: Penerima PKH
“DTKS mencakup warga miskin ekstrem, rentan, dan berpenghasilan rendah. Satu KK bisa terima PKH dan PBI sekaligus,” tambah Luluk. Warga dapat mengajukan diri ke DTKS via daring dengan verifikasi petugas PKH.
Dinsos Blora berkoordinasi intensif dengan Kementerian Sosial untuk memastikan presisi data dan penyaluran bansos tepat sasaran.